Peristiwa

Zahra Selamat, Sang Penolong Gugur: Kisah Haru di Balik Tragedi Pesta Rakyat Garut

Zahra Selamat, Sang Penolong Gugur: Kisah Haru di Balik Tragedi Pesta Rakyat Garut
Bripka Cecep Saepul Bahri, anggota kepolisian yang gugur saat bertugas. (Berandamedia.com)

Berandamedia.com – Di tengah hiruk-pikuk ribuan warga yang berdesakan di area Pendopo Garut dalam pesta rakyat berujung duka yang mengakibatkan 3 orang meninggal dunia, 27 orang luka berat dan ringan, Jumat, (18/7/2025), terselip sebuah kisah haru.

Seorang bocah perempuan bernama Zahra Risya Khoerunnisa berhasil diselamatkan dari kepungan massa oleh Bripka Cecep Saepul Bahri, S.H., anggota Polri yang kemudian gugur dalam tugasnya.

Zahra, yang baru berusia 12 tahun, datang bersama ibu dan temannya yang juga selamat dalam peristiwa kelam ini, Alisya Nurfatwa Zahirah.

Zahra terjebak di antara lautan manusia yang semakin rapat dan panik. Dalam kondisi tubuh kecilnya yang mulai sesak dan terdorong ke sana ke mari, Zahra nyaris terinjak dalam kerumunan.

Saat itulah Bripka Cecep, anggota BHABINKAMTIBMAS Polsek Karangpawitan, melihat kondisi kritis Zahra dan tanpa ragu melangkah masuk ke tengah kerumunan untuk menolongnya.

Ia mengangkat tubuh Zahra dan membawanya keluar dari titik kerumunan terpadat, sambil terus berusaha menenangkan bocah yang ketakutan itu.

Namun setelah berhasil mengevakuasi Zahra ke titik aman, Bripka Cecep tidak sempat menyelamatkan dirinya sendiri.

Tubuhnya yang kelelahan dan sesak akhirnya roboh di tengah upaya pengamanan, dan ia dinyatakan meninggal dunia tak lama kemudian akibat kehabisan oksigen.

Sementara Alisya berhasil diselamatkan anggota Satpol PP. Setelah sempat dirawat intensif di RSUD dr. Slamet Garut, Zahra dan Alisya yang bertetangga ini, kini dirawat di rumah masing-masing di Jl. Cimanuk, Gang Burung Bao, Kelurahan Muarasanding, Garut Kota. Mereka dalam kondisi stabil, namun masih syok atas peristiwa yang mereka alami.

“Pak Polisi itu seperti malaikat. Dia datang waktu aku udah gak kuat. Aku gak bisa lupa wajah dan suaranya,” kata Zahra lirih.

Bripka Cecep sendiri dikenal sebagai sosok polisi humanis yang sangat dekat dengan masyarakat. Dalam kesehariannya, ia aktif membina warga di wilayah tugasnya, bahkan kerap turun langsung membantu kegiatan sosial.

Kisah pengorbanan Bripka Cecep menyebar cepat di media sosial dan mengundang simpati luas. Warganet membanjiri media sosial dengan doa dan ucapan terima kasih untuk sang pahlawan.

"Dia menyelamatkan nyawa seorang anak di tengah kekacauan. Bukan hanya polisi, dia pahlawan sejati," tulis salah satu pengguna medsos.

Pihak keluarga Zahra pun menyampaikan duka dan penghormatan setinggi-tingginya. "Kami tidak tahu bagaimana membalas jasa almarhum. Kami hanya bisa mendoakan semoga beliau mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT," ujar Dea Agustanto, ayah Zahra.

1000430691.jpg
Zahra (berkerudung) dan Alisya, bersama ayah mereka. (Foto:Juhendi Majid/Prianganinsider.com).

Kisah ini seolah mengingatkan kita semua; masih ada pribadi-pribadi yang memilih bertindak demi menyelamatkan nyawa orang lain, meski harus mengorbankan nyawanya sendiri.

Bripka Cecep gugur sebagai abdi negara, sebagai pelindung masyarakat, dan sebagai pahlawan bagi Zahra dan keluarganya.

Namanya mungkin tidak dicatat dalam buku sejarah nasional, tapi keberaniannya akan hidup selamanya dalam ingatan banyak orang yang mengenalnya, dan mereka yang diselamatkannya. (*)

0 Komentar :

Belum ada komentar.