Berandamedia.com - Tahun ini, bangsa Indonesia memasuki usia ke-80 kemerdekaan. Delapan dekade bukanlah waktu yang singkat, namun juga belum cukup untuk mengatakan bahwa cita-cita para pendiri bangsa telah sepenuhnya terwujud.
Kemerdekaan sejati tidak hanya diukur dari terbebasnya kita dari penjajahan, tetapi juga dari kemampuan kita membangun kehidupan yang lebih layak, adil, dan berkelanjutan untuk seluruh rakyat.
Sebagai insan yang sehari-hari bergelut di bidang pekerjaan umum dan penataan ruang, saya memandang kemerdekaan itu ibarat sebuah jalan yang harus terus kita bangun dan rawat.
Jalan yang menghubungkan satu wilayah dengan wilayah lain, satu hati dengan hati lain, satu cita-cita dengan kenyataan. Jalan ini tidak boleh putus, tidak boleh berlubang, dan harus cukup kuat menanggung beban perjalanan bangsa.
Tantangan kita hari ini adalah memastikan bahwa pembangunan tidak hanya mengejar kemegahan fisik, tetapi juga menyentuh kebutuhan mendasar masyarakat.
Kemerdekaan adalah saat setiap desa memiliki akses air bersih, setiap anak bisa berjalan ke sekolah di jalan yang aman, setiap keluarga merasa tenteram karena rumahnya berdiri kokoh, dan setiap warga dapat menikmati hasil pembangunan tanpa diskriminasi.
Mari jadikan peringatan Kemerdekaan RI ke-80 ini sebagai momentum untuk meneguhkan semangat gotong royong. Pembangunan, seperti kemerdekaan, bukanlah hasil kerja satu orang atau satu generasi, melainkan upaya bersama yang diwariskan dan dilanjutkan.
Kita semua adalah “tukang” di proyek besar bernama Indonesia — masing-masing memikul peran dan tanggung jawab untuk membangunnya.
Dirgahayu Republik Indonesia ke-80. Mari terus membangun jalan menuju masa depan yang lebih baik, untuk Garut, untuk Jawa Barat, dan untuk Indonesia tercinta. (*)
— Agus Ismail
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kabupaten Garut
0 Komentar :
Belum ada komentar.