Berandamedia.com – Delapan puluh tahun Indonesia merdeka bukan sekadar angka usia, melainkan perjalanan panjang bangsa yang ditempa oleh pengorbanan, doa, dan darah para pahlawan. Kemerdekaan yang diraih pada 17 Agustus 1945 adalah anugerah terbesar bagi bangsa Indonesia, sebuah titik balik sejarah yang mengantarkan rakyat keluar dari belenggu penjajahan menuju ruang kebebasan.
Namun, sebagaimana ditegaskan oleh Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Garut, Ridzky Rizhnurdhin, kemerdekaan sejatinya bukan akhir perjuangan, melainkan awal dari tanggung jawab yang lebih besar.
“Kemerdekaan adalah amanah. Ia bukan hanya hadiah dari sejarah, melainkan sebuah titipan yang harus kita isi dengan kerja nyata, kebersamaan, dan pengabdian untuk bangsa. Tugas kita hari ini adalah memastikan kemerdekaan terus memberi makna bagi seluruh rakyat,” ujarnya.
Dari Perjuangan Fisik ke Perjuangan Pengabdian
Jika dulu para pejuang bangsa mempertaruhkan nyawa di medan perang, maka generasi kini dihadapkan pada bentuk perjuangan yang berbeda. Musuh hari ini bukan lagi kolonialisme, melainkan kemiskinan, kebodohan, ketidakadilan, dan ketertinggalan.
Ridzky menegaskan, mengisi kemerdekaan berarti menjawab tantangan-tantangan tersebut dengan karya nyata. Ia menggarisbawahi bahwa pembangunan manusia, penguatan karakter generasi muda, peningkatan kualitas pelayanan publik, dan terciptanya keadilan sosial adalah bentuk baru perjuangan di era kemerdekaan.
“Perjuangan kita hari ini adalah memastikan setiap anak bangsa memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh, belajar, dan berkontribusi. Itu adalah cara kita menjaga api kemerdekaan tetap menyala,” katanya.
Nilai Kebersamaan dan Gotong Royong
Kemerdekaan Indonesia lahir bukan dari satu golongan, melainkan dari persatuan seluruh elemen bangsa. Semangat gotong royong inilah yang menurut Ridzky harus terus diwarisi dan dijaga dalam kehidupan sehari-hari.
Ia menekankan bahwa kebersamaan menjadi modal sosial yang tak ternilai. Di tingkat keluarga, lingkungan, hingga pemerintahan, nilai gotong royong harus terus ditumbuhkan agar kemerdekaan tidak hanya menjadi slogan, melainkan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
“Kita tidak bisa berjalan sendiri. Indonesia berdiri karena persatuan. Garut akan maju jika seluruh masyarakatnya saling mendukung, saling menopang, dan tidak berhenti menebar kebaikan,” tuturnya.
Tanggung Jawab Generasi Hari Ini
Ridzky mengajak seluruh masyarakat Garut untuk menjadikan peringatan Kemerdekaan RI ke-80 sebagai momentum perenungan. Menurutnya, bangsa ini baru akan benar-benar merdeka apabila rakyatnya merasakan keadilan, kesejahteraan, serta kebahagiaan dalam kehidupan sehari-hari.
Karena itu, pengisian kemerdekaan bisa dimulai dari hal-hal sederhana: bekerja dengan jujur, menjaga kebersihan lingkungan, membangun solidaritas sosial, hingga melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab.
“Perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil. Jangan menunggu hal luar biasa, karena hal sederhana yang dilakukan dengan konsisten justru akan menjadi kekuatan bangsa,” tambahnya.
Menatap Masa Depan Garut
Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, Kabupaten Garut memiliki tanggung jawab yang sama dalam menjaga dan mengisi kemerdekaan. Ridzky menekankan bahwa setiap langkah pembangunan harus diarahkan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, serta menjaga warisan budaya dan alam Garut sebagai kekayaan daerah.
Ia optimis, dengan semangat kemerdekaan dan kebersamaan, Garut dapat tumbuh menjadi daerah yang lebih maju, sejahtera, dan bermartabat.
“Mari kita isi kemerdekaan ini dengan kerja nyata. Dari Garut, kita bisa memberi kontribusi untuk Indonesia. Dari hal kecil, kita bisa menyalakan api besar pengabdian bagi bangsa,” pungkasnya. (*)
0 Komentar :
Belum ada komentar.