Berandamedia.com — Di tengah ruangan penuh kreativitas dan semangat kolektif, lima sosok dengan peran berbeda namun tujuan sama tengah bergelut dengan kabel, layar monitor, dan mesin printer digital. Sebuah momen yang jarang terlihat dari luar — wajah lain dari Ananta Akraya (AA) Garut, yang selama ini dikenal sebagai akademi dan klub voli, namun sejatinya adalah entitas bisnis dan komunitas kreatif dengan visi lebih luas.
Foto yang diambil di Workshop Kakilangit, salah satu ruang kerja sekaligus laboratorium ide AA Garut, menangkap atmosfer kerja tim yang intim dan dinamis. Di ruang itulah Fajar Santika (Direktur AA Garut), Husni Niti Kusumah (Creative & Tech), Yudi Kardiman (Desain & Apparel), Dea Agustanto (Umum), serta Ilmi Girindra (Operasional) membaur dalam satu aktivitas: membangun, memperbaiki, dan merancang ulang perangkat serta materi produksi untuk kebutuhan branding, media sosial, dan merchandise AA Garut.
Dari Akademi Voli ke Ekosistem Bisnis Sosial
Meski berakar dari olahraga, Ananta Akraya Garut tidak hanya membina atlet. Mereka membina manusia, komunitas, dan juga ekonomi. Di balik lapangan voli, terdapat dapur desain jersey, tim dokumentasi video, pabrik konten digital, dan semangat kolaborasi antar bidang.
“Kita menyadari bahwa akademi dan klub olahraga harus adaptif. Tidak cukup hanya mengandalkan tiket pertandingan atau sponsor. Kita harus punya ekosistem usaha yang bisa menopang operasional dan memberdayakan anak-anak muda di sekitar,” ujar Fajar Santika, sosok penggagas AA Garut.
Dengan filosofi "olah raga, olah pikir, dan olah rasa", AA Garut mendirikan berbagai unit usaha yang beririsan dengan industri kreatif — mulai dari sablon jersey, digital printing, jasa media partner, manajemen event, hingga konten edukatif.
Ruang Bernama Kakilangit
Workshop Kakilangit bukan sekadar bengkel kerja. Ia adalah creative hub di mana ide-ide berkembang, tim berekspresi, dan visi dikonkretkan. Terlihat dalam foto bagaimana Husni tengah membongkar CPU, Yudi memoles desain, Dea menata konten sosial media, dan Ilmi memastikan semua alat siap operasional. Semua dilakukan kolektif — tanpa sekat jabatan, tanpa perlu formalitas kaku.
“Kami memang membiasakan semua anggota manajemen untuk punya multi-skill. Di sinilah kami belajar bareng. Hari ini ngoding, besok nyablon, lusa presentasi ke sponsor,” tambah Ilmi Girindra, Direktur Operasional AA Garut.
Membentuk Budaya Kerja yang Emansipatif
Budaya kerja di AA Garut dibangun atas dasar saling percaya, sinergi, dan keberanian mencoba. Masing-masing anggota tim bukan hanya bekerja demi gaji atau prestasi pribadi, tetapi demi visi bersama — menjadikan AA Garut sebagai pionir klub olahraga berwawasan ekonomi kreatif dan kemandirian.
“Bagi kami, membina voli itu juga membina semangat gotong royong dan produktivitas kolektif,” ungkap Husni Niti Kusumah.
Selain itu, keberadaan tim kreatif internal membuat AA Garut mampu menekan biaya promosi, menghasilkan identitas visual yang kuat, dan memberikan pengalaman organisasi nyata kepada para siswa akademi yang tertarik dengan dunia kreatif.
Lebih dari Klub Voli: Sebuah Gerakan Sosial
AA Garut bukan semata soal skor dan kompetisi. Ia adalah gerakan sosial yang menjadikan olahraga sebagai pintu masuk untuk pemberdayaan, literasi digital, dan penguatan ekonomi komunitas.
"Ke depan, AA Garut tengah merancang unit koperasi olahraga, platform pelatihan softskill, hingga inkubator kewirausahaan muda," kata Yudi Kardiman.
“Kami ingin jadi model baru. Akademi yang tidak hanya menjuarai pertandingan, tapi juga menjuarai hidup,” tutup Fajar Santika. (*)
0 Komentar :
Belum ada komentar.