Berandamedia.com — Di tengah gemerlapnya panggung olahraga yang kerap melahirkan sorotan pada atlet-atlet masa kini, nama Fiat Alfaro, atau yang lebih dikenal dengan Agus Supriatna, justru tenggelam dalam senyap. Padahal, dialah atlet peraih medali emas pertama untuk Garut di cabang voli pasir dalam ajang Porda Jabar 2010 yang digelar di Bandung.
Lahir di Garut pada 4 Juni 1988, Fiat merupakan bagian dari kontingen Garut untuk cabang olahraga voli pasir. Bersama timnya, ia berhasil mengibarkan nama Kabupaten Garut di tingkat provinsi, menyabet juara 1 dan mempersembahkan medali emas yang hingga kini dikenang oleh sebagian kecil pelaku dan pencinta olahraga Garut.
Namun ironisnya, selepas kemenangan itu, Fiat seperti hilang dari radar. Kini, di usianya yang menginjak 37 tahun, ia tidak memiliki pekerjaan tetap. Prestasi yang dulu menjadi kebanggaan daerah, seolah tidak cukup untuk memberinya tempat yang layak di tengah masyarakat, apalagi perhatian dari pemerintah daerah.
Direktur Akademi dan Klub Bola Voli AA Garut, Fajar Santika (Dpanji), menyayangkan minimnya apresiasi dari pemerintah terhadap sosok-sosok seperti Fiat.
“Fiat ini adalah sejarah. Ia simbol kejayaan pertama Garut di voli pasir, tapi nyaris tak ada yang tahu atau peduli. Pemerintah seharusnya hadir untuk mengapresiasi dan memberdayakan atlet-atlet yang pernah mengharumkan nama daerah,” ujar Dpanji.
Menurut Dpanji, keberhasilan seorang atlet seharusnya tidak hanya dirayakan sesaat, tetapi dijadikan pijakan untuk pembinaan jangka panjang dan keberlanjutan karier para atlet itu sendiri, terutama setelah masa kompetitif mereka selesai.
“Apresiasi itu bukan sekadar seremoni atau piagam. Ini soal keberlanjutan hidup dan penghormatan atas jasa mereka. Kalau kita terus melupakan pahlawan seperti Fiat, bagaimana bisa muncul generasi atlet baru yang percaya bahwa prestasi itu bernilai?” tegasnya.
Fiat kini menjalani hari-harinya dengan sederhana. Ia bukan bagian dari pelatih, pembina, atau staf teknis olahraga di Garut. Padahal, pengalamannya di kancah kompetisi provinsi bisa menjadi aset penting dalam membina atlet muda di Garut, terutama di bidang voli pantai yang belum sepopuler indoor volleyball.
Kisah Fiat menjadi pengingat bahwa di balik gemerlap medali emas, seringkali tersimpan realitas getir yang dilalui oleh atlet-atlet daerah. Sudah waktunya pemerintah dan masyarakat membuka mata, bahwa prestasi tak boleh dilupakan, dan pahlawan olahraga tak boleh ditinggalkan. (*)
0 Komentar :
Belum ada komentar.